SHALAT KEMANUSIAAN
Oleh: Fadholi K. Hamid
Gusti,
sajadah-sajadah wewangian kami bentangkan
: menjadi makhluk suci di hadapMu jidat basah, kami kawinkan dengan tanah
: menjadi yang-paling-berhak
menghuni sorga-sorgaMu
shalat-shalat
kami tunaikan sepanjang jarum jam mengerling ke muka kami
: menjadi yang-paling-layak
melewati yaumul hisab, bighairi hisab berbagai shalat kami akbar-akbarkan
ke muka kawan lawan
: menjadi “inilah aku yang paling suci”
sebab mabuk ibadah kepadaMu kami jadi segan berkutat dengan manusia-manusia
: di tempat, masjid mushala, madzhab, kelompok,
agama, yang lain.
kami jadi senang saja kepadaMu
: seolah, cukup bagiMu
cukup bagi kami
Gusti,
kebodohan menjadi alpa,
alpa menjelma lupa
:
manusia yang hidup hidup di sekitar kami
Kau perintah kami untuk menjalin hubungan baik dengannya
kamilah, manusia kerdil serba jumawa
Bagi kami cukup shalat saja
sebagai jalan menuju kecintaanMu
kami melupa diri;
tak tahu diri ?
shalat kemanusiaan
: kami alpa-alpakan, hirau-hiraukan
Gusti,
ajarkan kami shalat kemanusiaan
: jalan menujuMu
: shalat luhur yang Engkau seru
: jaga mulut bicara
hormat beda-beda yang ada
seka tiap luka saudara
dan masih banyak
bab-bab lain dalam shalat kemanusiaan itu
Gusti,
sungguh, ajarkanlah kepada kami
shalat kemanusiaan
shalat yang menjadi jalan menuju kecintaanMu,
shalat
: dengan cara kemanusiaan,
yang paling manusia.
~Krapyak, 5 Januari 2015
#MajalahALMUNAWWIR #KolomSantri #Sastra
Posting Komentar