Kehidupan duniawi adalah kehidupan semu. Artinya orang hidup di
dunia ini tidak boleh ambisi untuk mengumpulkan harta dunia dan jabatan yang
sifatnya sementara dan akan segera musnah. Karena semuanya merupakan amanat
yang akan dipertanggung-jawabkan di hadapan Allah.
Harta yang kita peroleh dan kita makan atau kita gunakan
sehari-hari akan diperhitungkan oleh Allah pada hari kiamat kelak, dengan
disaksikan seluruh makhluk. Jabatan yang disandang seseorang juga akan diminta
pertanggungjawaban-nya. Makanya yang punya jabatan jangan menyalahgunakan
jabatannya, baik untuk berlaku sombong dan menindas rakyat, maupun untuk
mengeruk kekayaan dan merampok harta rakyat dengn cara halus.
(وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ
الدُّنْيَا إِلاَّ لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ اْلآخِرَةَ لَهِيَ
الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ (العنكبوت : 64
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
Namanya permainan itu biasanya tidak lama. Begitulah kehidupan
dunia. Ia hanya sebentar dan tidak ada makhluk di dunia yang hidup kekal.
Kehidupan akhiratlah yang kekal dan tidak ada masa berakhirnya.
Seandainya saja manusia menyadari bahwa
kemewahan dunia itu tidak ada apa-apanya dibanding surga, dan seandainya
manusia dapat melihat indahnya surga dan sengsaranya di neraka, niscaya dia
tidak akan pernah mau melirik tahta dan harta dunia.
Posting Komentar