Oleh: Refnida
Idul Adha adalah hari raya yang merefleksikan sifat dan tabiat
seseorang. Banyak orang yang berlomba-lomba mengapai kemenangan tentang
harkat Haji dan Qurban. Kita ambil contoh Haji, pada saat sebelum
menunaikan ibadah Haji, kebiasaan di masyarakat kita mengumumkan dan
mengadakan acara selamatan yang terkesan dipaksakan (baik dari segi
materi dan energi).
Alhasil pada saat mau berangkat yang tercermin adalah wajah-wajah yang
penuh beban, bisa beban kelelahan/ kurang fit atau beban memikirkan
oleh-oleh setelah pulang Haji karena pada saat mau berangkat acara
selamatan biasanya para tamu sudah memberi dan menitipkan berbagai
pesan/cinderamata atau yang paling umum air zam-zam. Tetapi ada juga
wajah-wajah yang sumringah karena akan melihat secara lansung
kebesaran Allah SWT yaitu " Kabah dan menunaikan ibadah sholat di
masjidil Haram dll."
Refleksi dari ibadah yang dilakukan bisa kita lihat/amati dari tutur
kata dan sikap/tindakannya setelah mereka pulang ber Haji..
Begitu juga dengan ibadah Qurban, ada orang yang pamer dan arogan
dengan ibadah yang semestinya penuh kerelaan/keikhlasan. Katanya
berQurban tetapi yang bukan haknya juga diambil, sehingga pembagian
daging Qurban untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan tidak
kebagian, malahan lebih di dominan untuk memenuhi nafsu serakah orang
yang diamanahkan untuk membagi secara adil. eeeee malahan di korupsi
juga untuk kepentingan pribadi. begitulah sekilas refleksi di hari
lebaran Idul Adha yang saya lihat dan amati. semoga kedepan kita bisa
menjalankan ibadah Haji dan Qurban dengan benar. []
Posting Komentar